Jakarta-passNEWS.ID | Parsadaan Pomparan Raja Simangunsong Anak Dohot Boruna (PPRSAB) Wilayah Jabodetabek menggelar Forum Diskusi bertema “Mengenal Budaya Adat Batak: Manfaat dan Pelestariannya”. Acara ini diselenggarakan di Gedung Agus Salim, Taman Rekreasi Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur dan dihadiri oleh Lintong Simangunsong selaku Ketua Umum PPRSAB Wilayah Jabodetabek.
Forum diskusi ini menghadirkan Ir. Baginda Oloan Simangunsong (Penasihat PPSSAB Wilayah Jabodetabek dan Paniroi Adat) sebagai narasumber utama, didampingi oleh Drs. Bukit Simangunsong, yang bertugas sebagai Paniroi Adat dan Parsinabul (Raja Parhata). Keduanya membahas pentingnya pemahaman terhadap adat budaya Batak, serta manfaat dan upaya pelestariannya. Diskusi yang berjalan dinamis ini dipimpin oleh J.A. Simangunsong, S.H.,(Sekjen PPRSAB Wilayah Jabodetabek) selaku moderator.
Ir. Baginda Oloan Simangunsong menekankan bahwa adat istiadat merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya suatu kelompok masyarakat. Adat dan kebudayaan berperan sebagai pedoman menyeluruh bagi kehidupan masyarakat, mencakup berbagai aspek seperti bahasa, komunikasi, agama, ekonomi, organisasi sosial, dan kesenian.
Salah satu poin utama yang dibahas adalah konsep Dalihan Na Tolu, yang dibagi menjadi tiga kelompok utama: dongan tubu (kelompok keturunan ayah), boru (kelompok yang istri-istrinya berasal dari satu marga yang sama), dan hula-hula (kelompok yang memiliki hubungan melalui istri). Ketiga kelompok ini mengedepankan nilai-nilai moral, yaitu manat mardongan tubu (hati-hati kepada sesama), elek marboru (peduli kepada boru), dan somba marhula-hula (menghormati hula-hula).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ir. Baginda Oloan Simangunsong juga menjelaskan berbagai manfaat pelestarian budaya Batak, di antaranya mempererat persaudaraan, meningkatkan kepercayaan diri, serta mendorong generasi muda untuk tampil sebagai pemimpin dalam hal-hal positif. Namun, ia juga menyoroti tantangan yang dihadapi, seperti anggapan bahwa adat terkesan kuno, kurangnya minat generasi muda, serta pengaruh dari kelompok agama yang kurang mendukung adat.
Sebagai solusi, Ir. Baginda Oloan Simangunsong mengajak orang tua dan lembaga masyarakat untuk memperkenalkan adat Batak sejak dini kepada anak-anak. Ini termasuk memperkenalkan bahasa Batak, sapaan berbasis adat, serta seni budaya seperti tumba, tortor, dan penggunaan ulos.
Diskusi ditutup dengan pesan mendalam dari narasumber melalui peribahasa Batak:
“BINUAT TALI PASA, BAHEN IHOT NI OGUNG OLOAN, MAULIATE PANGUNJUNGI NI HATA, TUHAN DEBATA MA NA PAMONGGAL PARBINOTOAN.”
Reporter:Rifko-Hasbi-Deka-Aisyah